Senin, 13 Oktober 2014

Perbedaan akutansi keuangan dan akutansi manajemen

                                         Perbedaan akutansi keuangan dan akutansi manajemen

Akuntansi dalam bisnis dan dinamika perusahaan, mempunyai peran yang sangat penting terutama untuk memberikan informasi keuangan sebagai pendukung pengambilan keputusan. Berbagai macam kepentingan, keputusan, dan penggunaan informasi keuangan dalam perusahaan menyebabkan berkembangnya ilmu Akuntansi, informasi keuangan yang dihasilkan bukan hanya terbatas pada penyediaan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen saja, namun sebagai alat pendukung pengambilan keputusan di masa datang, peramalan laba, hingga akuisisi dan merger. Meskipun perkembangan Akuntansi sebagai disiplin ilmu begitu luas namun secara garis besar Akuntansi dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen. Kedua tipe tersebut muncul karena dinamika perusahaan yang bertemu dengan disiplin ilmu Akuntansi dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pengguna informasi keuangan yang berbeda. Pengambil keputusan yang berbeda, memerlukan informasi keuangan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan pokok antara Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen terletak pada:
  1. Pemakai Laporan Akuntansi dan tujuan mereka
  2. Lingkup Informasi
  3. Fokus Informasi
  4. Rentang Waktu
  5. Kriteria bagi informasi Akuntansi
  6. Sifat informasi
Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan mempunyai tujuan untuk menyajikan informasi keuangan bagi pemakai di luar perusahaan, contohnya seperti pemegang saham, kreditor, analis keuangan, karyawan, instansi pemerintah dan lainnya. Sementara itu, tujuan masing-masing pemakai laporan keuangan dari pihak luar perusahaan adalah bentuk hubungan atau kerjasama yang akan mereka ambil di masa depan dengan perusahaan penerbit laporan keuangan, singkatnya para pemakai laporan keuangan menggunakan laporan keuangan tidak bertujuan untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan, namun lebih pada untuk mengambil keputusan jenis dan sifat hubungan seperti apa yang akan di lakukan dengan perusahaan penerbit laporan keuangan di masa yang akan datang.
Untuk lingkup informasi, pada laporan Akuntansi Keuangan umumnya menyajikan informasi keuangan tentang perusahaan secara keseluruhan. Neraca (laporan posisi keuangan) yang menyajikan aset, kewajiban (liabilitas), dan modal perusahaan secara keseluruhan, ataupun laporan Rugi-Laba (laporan laba-rugi komprehensif) yang menyajikan hasil kegiatan dari perusahaan secara keseluruhan. Karena tujuan laporan keuangan untuk pemakai dari luar perusahaan, maka informasi yang ada dalam laporan keuangan lebih berbentuk ringkasan (summary) dan menggambarkan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini sangat penting untuk pengguna laporan keuangan yang berasal dari luar perusahaan sebagai perluasan dari informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan.
Ditinjau dari fokus informasi, Akuntansi Keuangan berfokus pada informasi masa lalu (historical). Akuntansi Keuangan menggambarkan suatu bentuk pertanggungjawaban dana yang sebelumnya dipercayakan oleh para penyedia dana dari pihak luar perusahaan kepada manajemen perusahaan.
Dari segi rentang waktu, Akuntansi Keuangan menghasilkan laporan yang kurang fleksibel dan hanya mencakup jangka waktu tertentu, seperti misalnya periode satu tahun (annual), periode setengah tahun (interim), periode satu kuartal, atau periode satu bulan.
Untuk kriteria bagi informasi Akuntansi Keuangan, merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim atau berterima secara umum. Prinsip-prinsip tersebut merupakan hasil dari perumusan organisasi yang berwenang seperti Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Badan Pengawas  Pasar Modal (BAPEPAM) sebagai hasil dari tuntutan pemakai laporan keuangan yang berasal dari pihak luar perusahaan. Pemakai laporan keuangan dari pihak luar perusahaan tidak mempunyai pengetahuan langsung tentang praktik dalam perusahaan, laporan keuangan merupakan satu-satunya media komunikasi antara pihak luar dengan manajemen, karena itu laporan keuangan dari Akuntansi keuangan memerlukan suatu standarisasi bentuk laporan keuangan agar pengguna laporan keuangan dari pihak luar dapat membandingkan berbagai laporan keuangan dari beberapa perusahaan yang berbeda sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan yang akan diambil dengan perusahaan di masa datang.
Sifat informasi dari Akuntansi Keuangan memerlukan tingkat ketepatan yang tinggi, objektif, dapat diuji kebenarannya, dan juga akurat, karena para pemakainya adalah pihak-pihak dari luar perusahaan yang menggunakan laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Untuk mendapatkan tingkat ketepatan tersebut perusahaan terkadang menggunakan jasa dari pihak ketiga yang bebas dari kepentingan apapun untuk memberikan pendapat tentang laporan keuangan perusahaan, yaitu auditor.
Akuntansi Manajemen
Berbeda dengan Akuntansi Keuangan yang mempunyai fokus laporan pertanggungjawaban dan ringkasan kondisi perusahaan kepada pihak luar perusahaan, laporan keuangan atau hasil olah informasi dari Akuntansi Manajemen mempunyai fokus menyediakan informasi keuangan bagi keperluan pihak internal perusahaan atau manajemen. Akuntansi Manajemen berhubungan dengan informasi mengenai perusahaan untuk memberikan manfaat bagi para pemakai laporan keuangan yang berada dalam perusahaan (manajemen) sebagai bahan pertimbangan yang mendukung dalam pengambilan keputusan.
Lingkup informasi pada Akuntansi Manajemen cenderung lebih sempit, tidak lagi berfokus pada perusahaan sebagai satu entitas melainkan lebih detil karena lingkup informasi bertujuan untuk melaporkan bagian-bagian tertentu dari perusahaan, seperti bagian produksi, bagian pemasaran dan lainnya. Namun kompleksitas lingkup informasi keuangan yang dihasilkan oleh Akuntansi Manajemen ini nantinya akan sejalan dengan tingkat-tingkat manajemen yang terlibat dalam membuat keputusan.
Dalam fokus informasi, Akuntansi Manajemen cenderung berorientasi pada masa yang akan datang, karena pengambilan keputusan selalu menyangkut tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang, namun untuk sumber informasi yang akan diolah bisa bervariasi, mulai dari biaya-biaya di masa lalu (historical cost), biaya sekarang (current cost) atau biaya masa datang (future cost).
Untuk Rentang waktu, Akuntansi Manajemen menyediakan rentang waktu yang jauh lebih fleksibel dibandingkan Akuntansi Keuangan, hal ini terjadi karena tuntutan dari manajemen perusahaan yang harus membuat keputusan-keputusan penting dalam waktu yang relatif singkat dan cepat, baik yang bersifat terstruktur, semi-terstruktur, hingga tidak terstruktur. Rentang waktu yang diberikan bisa berupa harian, mingguan, bulanan, atau bahkan hingga periode 10 tahun.
Kriteria bagi informasi Akuntansi Manajemen tidak dibatasi oleh prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum, selama itu memberi manfaat bagi pihak manajemen perusahaan, baik itu dalam hal pengukuran, ataupun perhitungan. Dalam Akuntansi manajemen, praktik-praktik yang telah terbukti berhasil dan bermanfaat pada suatu perusahaan kebanyakan akan ditiru oleh perusahaan-perusahaan lain yang kemudian akan menyebar luas dalam dunia industri. Selain itu, pada Akuntansi Manajemen tidak ada organisasi ataupun undang-undang yang mengatur praktik-praktiknya, selama itu bermanfaat untuk manajemen perusahaan maka perusahaan akan terus menggunakan praktik-praktik tersebut.

Akuntansi Manajemen menghasilkan informasi yang akan membantu manajemen untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan, baik untuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan dalam perusahaan selalu menyangkut masa yang akan datang. Maka dari itu Akuntansi Manajemen tidak hanya mengandalkan satu disiplin ilmu saja yaitu akuntansi, namun juga mengambil disiplin ilmu dari manajemen untuk mengatasi dan mengatur sumber daya dan waktu perusahaan, selain itu Akuntansi Manajemen juga menggunakan disiplin ilmu psikologi sosial ketika melakukan estimasi, perkiraan dan peramalan untuk penjualan produk, pengendalian sumber daya manusia. Akuntansi Manajemen sering mengumpulkan informasi-informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan dan bersifat taksiran karena pengambilan keputusan selalu menyangkut tentang masa yang akan datang.



http://sijenius.wordpress.com/2013/05/03/perbedaan-akuntansi-keuangan-dan-akuntansi-manajemen/

Perbedaan SIA dan SIM

                                              Perbedaan SIA dan SIM


Perbedaan SIA dan SIM :
SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedang
SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi
sumber ini dari : http://ty000.wordpress.com/2009/10/30/perbedaan-sim-dan-sia/
Definisi SIA :
Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.
Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya :
1. SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar
3. Menangani data rinci
4. Berfokus historis
5. Menyediakan informasi pemecahan minimal
Perbedaan SIA dan SIM :
• SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedang
• SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi
2 komponen SIA
- Spesialis Informasi
- Akuntan
Contoh SIA sebagai pusat informasi perusahaan :
Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan produk baru tersebut
Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.
Selanjutnya kedua bagian akan merundingkan hasil analisa tersebut untuk dicari keputusan yang sesuai.
Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis modern yaitu :
1. Pentingnya komunikasi antar departemen/subsystem yang mengarah untuk tercapainya suatu keputusan.
2. Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk mengambil keputusan.
Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi 2, yaitu :
- informasi akuntansi keuangan, Informasi yang berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak extern.
- Informasi Akuntansi Manajemen, informasi yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Didalam Akuntansi Manajemen terdapat dua komponen yang digunakan bagi perencanaan dan pengendalian perusahaan, yaitu :
1. Sistem Akuntansi Biaya
2. Sistem Budgeting
Sistem Akuntansi Biaya
1.Digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengawasan dari aktivitas pengadaan, proses distribusi dan penjualan
Budgeting
2.adalah proyeksi keuangan perusahaan untuk masa depan yang bermanfaat untuk menolong manajer dalam perencanaan dan pengawasan
Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi penerapan SIA dalam perusahaan :
1. Analisa Perilaku
2. Metode kuantitatif
3. Komputer
Analisa Perilaku
Setiap sistem yang tertuangkan dalam kertas tidak akan efektif dalam penerapannya kecuali seorang akuntan dapat mengetahui kebutuhan akan orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut.
Akuntan tidak harus menjadi seorang psikolog, tapi cukup untuk mengerti bagaimana memotivasi orang-orang untuk mengarah kepada kinerja perusahaan yang positif.
Selain itu juga seorang akuntan harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menerima suatu informasi, sehingga informasi yang akan diberikan dapat didesain dan dikomunikasikan sesuai dengan perilaku (behavior) para pengambil keputusan.
Metode Kuantitatif
Dalam menyusun informasi, seorang akuntan harus menggunakan metode ini untuk meningkatkan efektifitas dan nilai dari informasi tersebut.
Komputer
Pada beberapa perusahaan, komputer telah digunakan untuk menggantikan pekerjaan rutin seorang akuntan, sehingga memberikan waktu yang lebih banyak kepada akuntan untuk dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
Sumber ini dari : http://jajusuf.blogspot.com/2009/11/sistem-informasi-akuntansi.html

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN SIM

Pada masa sekarang, sistem informasi (SI) telah mengubah cara
perusahaan melakukan bisnis yang mengakibatkan banyak hal-hal baru terjadi
dalam suatu organisasi. Hal ini dapat dilihat dari perubahan yang ada di sekitar
kita, misalnya fasilitas ATM yang disediakan oleh perusahaan perbankan, fasilitas
CD-ROM yang umumnya terdapat di perpustakaan, scanner yang terdapat di tokotoko
swalayan, dan sebagainya. Ini menunjukkan bahwa peranan SI menjadi
semakin meningkat mengikuti perkembangan teknologi informasi.
Secara tradisional, manajemen dan akademisi memandang peranan SI
sebagai fungsi pendukung dalam operasi perusahaan. Pandangan mereka ini
sesuai dengan definisi awal SI. Sebagai contoh, Ein-Dor dan Segev (1978), Ives et
al. (1980) mendefinisikan SI sebagai fungsi pendukung dalam melaksanakan
aktivitas dan fungsi manajemen.
Saat ini, manajemen dan akademisi memandang peranan SI sebagai
enabler bagi perusahaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Sistem
informasi mampu mengubah bentuk organisasi, mampu mengubah cara
perusahaan dalam beroperasi, dan mampu mengubah cara perusahaan dalam
bersaing (Alter 1996, hal. 191-193). Informasi, sekarang dilihat sebagai sumber
daya stratejik, sumber yang potensil untuk mendapatkan keunggulan dalam
bersaing (Raghunathan dan Raghunathan 1990, Laudon dan Laudon 1991, hal.
72) atau sebagai senjata stratejik untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dalam
iklim bisnis yang baru (Ives dan Learmonth 1984). Hal ini menunjukkan bahwa SI
memainkan berbagai peran dalam organisasi.
McFarlan et al. (1983) menggunakan strategic grid sebagai rerangka untuk
menjelaskan peranan SI yang berbeda-beda di dalam organisasi. Dalam rerangka
tersebut, mereka mengklasifikasikan organisasi ke dalam empat lingkungan SI,
yaitu strategic, turnaround, factory, dan support. Mereka menekankan perlunya
menyesuaikan perencanaan SI dengan peranan yang dimainkan SI dalam
organisasi, karena suatu organisasi tidak dapat mencapai dampak stratejik jika
mengfokuskan perencanaan SI pada masalah operasional. Di samping itu, suatu
organisasi akan mengalami pemborosan sumber daya jika penggunaan sistem
informasi tidak sesuai dengan perencanaan bisnis perusahaan. Perencanaan SI
perlu direncanakan seperti sumber daya lainnya (misalnya kapital, material, dan
2
personil) agar penggunaannya efektif dan efisien (Zviran 1990). Dengan demikian,
perencanaan SI yang disesuaikan dengan peranan SI dalam organisasi merupakan
topik yang menarik dan penting dalam penelitian-penelitian SI (Raghunathan dan
Raghunathan 1990, Cash et al. 1992, dan Premkumar dan King 1992).
Penelitian secara empiris menggunakan rerangka strategic grid dan
hubungannya dengan perencanaan SI telah dilakukan oleh Raghunathan dan
Raghunathan (1990), Premkumar dan King (1992) di Amerika, dan di Indonesia
dilakukan oleh Hartawan (1996). Penelitian-penelitian ini dijelaskan lebih terperinci
pada telaah literatur. Berdasarkan penelitian-penelitian mereka, peneliti ingin
mengetahui peranan apa yang dimainkan SI dalam organisasi dan apakah terdapat
perbedaan perencanaan SI di antara organisasi yang mempunyai peranan SI yang
berbeda-beda. Karena itu, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengevaluasi peranan yang dimainkan SI dalam organisasi dengan
menggunakan rerangka strategic grid.
2. Untuk memberi bukti empiris mengenai adanya perbedaan perencanaan SI di
antara organisasi yang mempunyai peranan SI yang berbeda-beda dalam
kuadran strategic grid.

TELAAH  LITERATUR
Peranan Sistem Informasi
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, secara intensif telah
didiskusikan dalam literatur-literatur SI (McFarlan et al. 1983, Nolan 1979) bahwa SI
mempunyai peranan yang berbeda-beda di antara organisasi. Nolan (1979)
mengemukakan bahwa fungsi SI mengalami enam langkah pertumbuhan dan
dalam setiap langkah tersebut organisasi menggunakan SI dengan cara yang
berbeda-beda. 




http://dillahexclusive.blogspot.com/2012/10/perbedaan-sia-dan-sim.html

Tugas makalah sistem informasi akutansi pada perusahaan konstruksi

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN JASA KONTRUKSI

Bab 1
PENDAHULUAN

Perusahaan konstruksi merupakan sebuah perusahaan jasa. Perusahaan konstruksi merupakan suatu perusahaan yang tentunya memiliki tujuan baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.  Tujuan jangka pendek pada umumnya 
adalah untuk mendapat laba, sedangkan tujuan jangka panjang adalah untuk 
memelihara kelangsungan hidup perusahaan, mampu berkembang untuk 
tahun kedepannya dan mampu bertahan dalam dunia persaingan yang paling ketat.
Sistem Informasi Akuntansi perusahaan konstruksi harus memenuhi ekspektasi untukdapat menghasilkan Laporan Keuangan yang memadai. Karena 
Laporan keuangan yang memamadai akan membantu pihak manajemen dalam 
menetukkan tindakan-tindakan strategis yang tepat untuk diambil manajemen 
dalam upaya mencapai visi dan misi perusahaaan. PT.PORTOFOLIO ARTOSCALE 
adalah satu dari ratusan perusahaan jasa konstruksi yang ada di indonesia yang 
akan penulis jadikan pokok bahasan, dari hasil wawancara yang penulis lakukan 
ditemukan proses manual dalam system informasi akuntansi akuntansi yang 
diterapkan oleh perusahaan yang melemahkan pengendalian internal dalam 
perusahaan. Tujuan diadakannya penelitian ini 
adalah untuk mengetahui Sistem Informasi Akuntansi siklus Pendapatan, siklus 
Pengeluaran dan Siklus Konversi yang diterapkan oleh PT.PORTOFOLIO 
ARTOSCALE.SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Menurut Dasaratha V. Rama dan Freedrick L. Jones (2008) definisi system informasi akuntansi adalah “suatu sub sistem dari SIM yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, juga 
informasi lain yang diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi akuntansi.”
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut samiaji (:11) SIA 
adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, 
dan memproses data sehingga menghasilkan informasi yang berguna 
dalam membuat keputusan. Definisi SIA menurut romney dan 
steinhard (2004:3) menyatakan bahwa “SIA adlah suatu rangkaian yang terdiri 
dari beberapa komponen yaitu orag-orang, prosedur-prosedur, data, software dan 
infrastruktur teknologi yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk 
mencapai suatu tujuan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2001:319.29) Pengertian sistem informasi adalah “Sistem Informasi Akuntani mencangkup metode dan catatan yang digunakan untuk:
          a. Mengidentifikasikan dan mencatat semua transaksi yang sah,
          b. Menjelaskan pada saat yang tepat transaksi secara cukup rinci untuk                             memungkinkan penggolongan semestinya transaksi untuk pelaporan keuangan,
          c. Mengukur nilai transaksi dengan cara sedemikian rupa, sehingga     memungkinkan pencatatan nilai semestinya dalam laporan keuangan,
          d. Menentukan periode waktu terjadinya transaksi untuk memungkinkan 
          pencatatan transaksi dalam periode akuntansi semestinya,
          e. Menyajikan transaksi semestinya dan pengungkapan yang berkaitan dalam          laporan keuangan.”

Bab 2
PEMBAHASAN
Analisis Sistem
1. Siklus Pendapatan
PT.PORTOFOLIO ARTOSCALE mempunyai dua macam jenis pendapatan
sebagai perusahaan konstruksi, antara lain pendapatan dari proyek konstruksi dan
pendapatan dari bunga bank. Akan tetapi, karena dalam hal ini perusahaan tidak
menganut salah satu prinsip akuntansi modern maka pengakuan atas pendapatan
itu sendiri hanya dibukukan dalam suatu jurnal penerimaan.2. Siklus Pengeluaran
PT.PORTOFOLIO ARTOSCALEDalam aktivitas bisnisnya PT.PORTOFOLIO ARTOSCALE
mengakui adanya klasifikasi pengeluaran yang dapat dikelompokan dalam diklus pengeluaran perusahaan yaitu biaya fixed overhead antara lain, biaya umum dan
administrasi (home office overhead), biaya jaminan,dan biaya biaya pengeluaran
kantor (contoh: telpon, listrik, pajak, perijinan, dan lain-lain). Biaya yang
berhubungan untuk mendukung proyek yang sedang berlangsung (contoh :
pembayaran kas kecil, pembayaran hutang dagang), biaya yang berhubungan dengan
operasi dan menejemen perusahaan (contoh : biaya gaji pegawai kantor).
Biaya-biaya tersebut dikelompokan kedalam siklus pengeluaran karena
pengeluaran tersebut bukanlah termasuk komponen-komponen biaya proyek.

3. Siklus Konversi
PT.PORTOFOLIO ARTOSCALE
Pada pelaksanaannya, perusahaan mengklasifikasikan biaya-biaya yang dapat dimasukan ke dalam siklus konversi antara lain biaya langsung yang terdiri dari biaya material, biaya upah tenaga kerja, biaya peralatan, biaya subkontraktor dan biaya
tidak langsung yang terdiri dari biaya yang diperuntukan untuk pengawasan dan pengontrolan proyek dilapangan, contoh gaji pelaksana, logistik, dan ,menejer
lapangan.Analisa Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Pada PT.PORTOFOLIO ARTOSCALE.
NO Analisa Hasil Analisa
1. Analisa sistem
pemrosesan TransaksiSistem pemrosesan transaksi yang digunakan oleh PT.PORTOFOLIO ARTOSCALE dalam menangani berbagai macam transaksi saat ini masih sangat
sederhana dan belum menerapkan salah satu dari
jenis akuntansi yang ada saat ini, baik itu akuntansi cash basis maupun akuntansi akrual basis.
Dampak :Pencatatan transaksi yang terjadi di perusahaan saat ini tidak membentuk suatu perkiraan yang berimbang antara tiap-tiap nomor rekening yang ada
diperusahaan.Information and communication yang ada didalam perusahaan tidak dapat menggambarkan keseluruhan transaksi yang terjadi pada satu laporan jurnal
transaksi.
2. Analisa Sistem
Pelaporan Buku Besar/KeuanganSistem pelaporan buku besar/keuangan perusahaan
hanya memberikan informasi keuangan yang sederhanaDampak :Sistem pelaporan buku besar perusahaan tidak mampu memberikan informasi yang akurat tentang
informasi keuangan perusahaan secara menyeluruh khususnya mengenai jumlah asset perusahaan yang berupa tanah, bangunan, peralatan, beserta penyusutannya tidak dapat diketahui nilainya secara pasti.Analisa Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi pada PT.PORTOFOLIO ARTOSCALE (lanjutan)NO Analisa Hasil Analisa

3 Analisa Siklus
PendapatanSiklus pendapatan perusahaan menggunakan metode pengakuan pendapatan presentasi selesai, yaitu pendapatan diakui sesuai dengan progress pekerjaan
yang dikerjakan.

4 Analisa Siklus
PengeluaranHasil analisa terhadap siklus pengeluaran perusahaan adalah pengklasifikasian pengeluaran yang ada di perusahaan saat ini telah sesuai dengan teori yang ada
pada bab dua,

5 Analisa Siklus
KonversiHasil analisa terhadap siklus koversi perusahaan adalah pengklasifikasian konversi yang ada di perusahaan saat ini telah sesuai dengan teori yang ada pada bab dua
Analisa COSO terhadap prosedur transaksi penagihan termin proyek kepada owner NO Aktivitas Kontrol Poin yang perlu diperhatikan Hasil analisa kontrol internal terhadap
prosedur transaksi 1 Control Environment Bagian piutang yang memulai
proses penagihan termin Proses penagihan termin dimulai dari
supervisi lapangan ke bagian accounting, karena dalam struktur
organisasi perusahaan tidak terdapat bagian piutang Dampak:
Hal ini mengakibatkan kurang efisiennya proses penagihan termin,
karena melibatkan accounting yang seharusnya dilakukan oleh bagian
piutang.
2 Control Activity Bagian yang mengotorisasi
penagihan perlu dilakukan Control Activity dengan
bagian penerimaan kas dan bagian yang mencatat jurnal
penerimaanPenagihan, bagian penerimaan kas, dan bagian yang mencatat jurnal
penerimaan semua tugas tersebut dilakukan oleh accounting Dampak :
Terdpat celah untuk melakukan kecurangan oleh accounting untuk membuat suatu laporan palsu mengenai pendapatan perusahaan.

3 Monitoring Perlu dilakukan supervisi
terhadap bagian penerimaan
kas/ dokumen dan bagian yang mencatat jurnal penerimaan.
Tidak terdapat supervisi terhadap bagian penerimaan dokumen dan bagian mencatat jurnal penerimaan yang dilakukan oleh accountingDampak : Terdapat celah untuk melakukan
kecurangan oleh accounting dalam membuat suatu laporan palsu terhadap
pendapatan perusahaan.Analisa Kontrol Internal terhadap Prosedur Transaksi Penagihan Termin Proyek kepada Owner (lanjutan)

4 Information dan
communicationInformation and communication yang dibutuhkan untuk
mendukung transaksi ini, antara lain:Buku besar pembantu
piutangBukti penerimaan kas Jurnal penerimaan kas
Terdapat buku besar pembantupiutang Dampak: Adanya kontrol atas piutang
yang dimiliki perusahaan.Ada berupa kwitansi, namun bukti transfer tidak diberikan kepada perusahaan dari owner. Dampak: Tidak adanya bukti penyerahan uang yg dilakukan owner
sehingga bisa berpotensi adanya kecurangan dari pihak owner maupun accounting Terdapat catatan mengenai jurnal penerimaan kas yang dibuat oleh accounting.5 Risk Assessment Perlunya pencegahan terhadap akses Information and communication diatas
Akses terhadap catatan akuntansi oleh staff perusahaan diatas belum dicegah karena akses kesemua catatan tersebut hanya melalui bagian accounting.Analisa Kontrol internal terhadap prosedur transaksi pembayaran Upah Borong Kerja Mandor
NO Aktivitas Kontrol Poin yang perlu diperhatikan Hasil analisa kontrol internal terhadap prosedur transaksi


Bab 3
KESIMPULAN
  Bab ini merupakan kesimpulan dari system informasi akutansi pada perusahaan jasa konstruksi  yang akan membahas kesimpulan secara keseluruhan terhadap hasil analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi pengakuan pendapatan  serta kesimpulan atas kegunaan sistem baru yang akan diusulkan dalam mengatasi  permasalahan  yang ada serta memberikan  saran - saran dari hasil  analisis   yang  mungkin   akan  bermanfaat   bagi  perusahaan   ke depannya atau pengembangan system.








http://publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5569/1/jurnal%20NIA.pdf